Teknik Evaluasi Kegiatan Pembelajaran: Catatan Anekdot
A.
Pengertian
Catatan Anekdot
Catatan anekdot yaitu hasil catatan yang
sifatnya luas dari suatu situasi. Terdiri dari kata-kata yang menggambarkan
situasi yang sebenarnya.[1] Catatan
anekdot adalah suatu teknik pengumpulan data yang bersifat pengamatan, namun
teknik penilaian ini jarang dilakukan pendidik karena belum memahami dalam
mengamati anak didik dan kesulitan dalam mencatat peristiwa yang betul-betul
bermakna.[2]
Adapun pengertian lain yang menerangkan bahwa
catatan anekdot adalah catatan seketika yang berisi peristiwa atau kenyataan
yang mendalam dan menarik mengenai sesuatu yang diamati. Misalnya guru sedang
mengajar dikelas melihat peserta didik ada yang menunjukkan perilaku tertentu
seperti yang kurang memperhatikan pelajaran, sering tidur dikelas, sering
membuat kegaduhan, dan lain sebagainya. Atau kejadian diluar kelas misalnya
dikantin sekolah guru melihat peserta didik yang makan tidak sesuai dengan tata
karma yang ada dalam aturan agama, maka seketika guru mencatat mengenai
perilaku peserta didik. Tujuan pembuatan catatan tersebut adalah untuk
pembinaan peserta didik lebih lanjut.[3]
Hal-hal pokok yang dicatatdalam catatan
meliputi nama anak yang dicatat perkembangannya, kegiatan main atau pengalaman
belajar yang diikuti anak dan perilaku, termasuk juga ucapan yang disampaikan
anak selama kegiatan. Catatan anekdot dibuat dengan menuliskan apa yang
dilakukan atau dibicarakan anak secara akurat (tapat), objektif (apa adanya, tanpa
memberikan label pada anak, seperti cengeng, malas, nakal), spesifik
(khusus/tertentu), sederhana (tidak bertele-tele) dan catatan guru terkait
dengan indikator yang muncul dari perilaku anak.[4]
B.
Macam-macam Catatan Anekdot
Berikut ini beberapa macam-macam bentuk catatan
anekdot, yaitu sebagai berikut:[5]
1.
Bentuk
evaluatif, menggambarkan perilaku,
kegiatan atau situasi berupa penilaian oleh guru berdasarkan ukuran baik-buruk,
benar-salah, layak-tidak layak, dan dapat diterima-tidak dapat diterima. Contohnya:
Pada
hari kelima Dzakiy memperlihatkan sikap yang lebih baik terhadap temannya, ia
mulai memberikan pertolongan kepada teman-temannya.
2.
Bentuk
deskripsi umum, catatan dan pernyataan umum tentang perilaku anak didik dalam
situasi tertentu.
3.
Bentuk
deskripsi khusus, catatan dan pernyataan khusus tentang perilaku anak didik
dalam situasi khusus. Contohnya:
Pada
saat istirahat cuaca diluar sedang hujan, anak-anak yang biasanya bermain diluar
kelas karena cuaca hujan mereka bermain didalam kelas.
4.
Bentuk
interpretatif, penafsiran terhadap perilaku yang telah diamati oleh guru yang
didukung oleh faktor yang diamati. Contohnya:
Pada
hari Jum’at Bintang tampak diam, giginya sakit. Sakit giginya itulah yang
membuatnya lebih diam.
C.
Karakerisik
Catatan Anekdot
Karakeristik dari catatan anekdot, adalah sebagai berikut:[6]
1.
Catatan
simple, hanya mencatat apa yang diucapkan anak, sikap yang diekspresikan anak
baik melalui kata maupun bahasa tubuh,
dan perilaku yang ditampilkan anak.
2.
Mencatat
perilaku yang tidak biasa baik positif maupun negatif (misalnya dani yang biasanya tenang, namun hari ini
menangis terus).
3.
Akurat
(tepat), objektif (apa adanya), dan spesifik (khusus atau tetentu).
D.
Tujuan
Catatan Anekdot
Berikut ini beberapa tujuan dari pembuatan catatan anekdot, yaitu
sebagai berikut:[7]
1.
Memunculkan
situasi belajar yang lebih tepat untuk memunculkan kembali perilaku yang
diharapkan dan mencegah munculnya kembali perilaku yang kurang cepat
2.
Memperkuat
pemahaman guru terhadap seiap anak sebagai suatu pola atau munculnya profil
anak
E.
Format
Penyusunan Catatan Anekdot
Berikut beberapa petunjuk saat membuat catatan anekdot, yaitu:[8]
1.
Terdiri
atas kata-kata yang menggambarkan peristiwa/situasi yang sebenarnya
2.
Mencatat
peristiwa yang bersifat incidental/tiba-tiba
3.
Apa
yang dicatat bukan berbentuk interpretasi
4.
Pencatatan
bersifat runtut, peristiwa demi peristiwa disebutkan secara runtut
5.
Pencatatan sebaiknya segera dilakukan setelah peristiwa
terjadi
Tips sederhana menulis catatan
anekdot:[9]
1.
Bawa
kertas kecil dan alat tulis dalam saku
2.
Sewaktu-waktu
diperlukan , keluarkanlah dari saku
3.
Tulis
kata singkat atau gambar yang mencerminkan perilaku bermakna yang sedang
terjadi
4.
Setelah
anak-anak pulang, salinlah dalam buku/catatan khusus anekdot, cukup beberapa
kalimat
Berikut contoh format catatan anekdot:
Catatan
Anekdot
|
|
Pengamat:
Lokasi:
Hari/Tanggal:
|
Nama
Anak:
Kelompok
Usia:
|
Peristiwa:
Komentar/Interpretasi
Guru:
|
Sumber: Ifat
Fatimah Zahro, “Penilaian Dalam Pembelajaran Anak Usia Dini”, (PGPAUD STKIP
Siliwangi), Vol.1, No.1, Oktober 2015, h.101
Ada juga contoh format lain yaitu
CATATAN ANEKDOT
Tanggal: 28 Oktober
2018
Usia / Kelas : 4 Tahun / TK A Nama
Guru : Ibu Nia
Nama
Anak
|
Tempat
|
Waktu
|
Perilaku/Peristiwa
|
Fauzan
|
Ruang kelas
|
Pukul 10.00
|
Fauzan memisahkan Evan dan Banez
yang berkelahi
|
Aqila
|
Taman Bermain
|
Pukul 09.30
|
Memutar mangkuk berputar disaat
anak-anak ada didalam mangkuk berputar
|
Sumber: Enah Suminah, “Pedoman
Penilaian Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini”, (Direktorat Pembinaan
Pendidikan Anak Usia Dini), 2015, h.10
Data dari
catatan anekdot
Nama : Amru Kelas : TK A
Periode : Oktober Tahun : 2018
Tanggal
|
Peristiwa/Perilaku
|
KD&Indikator
|
Capaian
Perkembanga
|
25 Okto
|
Amru berjalan menuju kebarisan paling belakang
|
2.7 sikap mau
menunggu giliran
|
BSH
|
Sumber: Ardhani Dwi Kinasih, dkk, “Pengembangan Sistem Evaluasi
Pembelajaran PAUD (Studi Kasus D PAUD Seruni 05 Kota Malang)”, Jurnal
Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer, (Malang: Universitas
Brawijaya), Vol. 2.Nomor 3 Maret 2018, h.1029
F.
Keuntungan
dan Kelemahan Catatan Anekdot
Keuntungan dari
catatan anekdot yaitu pengamat dapat melihat dan mencatat tingkah laku pada
diri anak. Dapat dipakai untuk memahami siswa dengan lebih tepat. Sedangkan
kelemahan dari catatan anekdot ini menuntut banyak waktu dan kesabaran dalam
menanti munculnya suatu peristiwa, yang apabila muncul harus dicatat seketika.[10]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Catatan
anekdot merupakan jurnal harian yang mencatat tindakan anak didik selama proses
pembelajaran berlangsung. Catatan ini berupa uraian fakta, menceritakan situasi
yang terjadi, tingkah laku dan ucapan anak. Catatan ini ditulis secara
objektif, tanpa penafsiran subjektif dari pendidik, misalnya cengeng, malas,
dan lain sebagainya. Karena catatan berjalan
mengamati banyak perilaku perkembangan yang penting dari seorang anak, maka
catatn berjalan dipilih sebagai metode yang digunakan bersama dengan
perkembangan untuk mengevaluasi perkembagan kemampuan anak.
DAFTAR PUSTAKA
Alfi Farhatil Azizah, “Pembinaan Akhlak Berbasis Evaluasi
Anecdotal Record Di Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Putri Gandu Berbah Sleman
Yogyakarta” , Skripsi, Yogyakarta:UIN Sunan Kalijaga, 2014.
Ardhani Dwi Kinasih, dkk, “Pengembangan Sistem Evaluasi Pembelajaran
PAUD (Studi Kasus D PAUD Seruni 05 Kota Malang)”, Jurnal Pengembangan Teknologi
Informasi dan Ilmu Komputer, Malang: Universitas Brawijaya, Vol.2, No.3,
Maret 2018, h.1028.
Dadan Suryana, Pendidikan Anak Usia Dini Simulasi dan Aspek
Perkembangan Anak, Jakara: Kencana, 2016, h.341.
Enah Suminah, “Pedoman Penilaian Pembelajaran Pendidikan Anak
Usia Dini”, Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini, 2015.
http://aielis360.blogspot.com/2016/05/makalah-catatan-anekdot.html?m=1, diunduh pada 30 Oktober
2018
Ifat Fatimah
Zahro, “Penilaian Dalam Pembelajaran Anak Usia Dini”, PGPAUD STKIP
Siliwangi, Vol.1, No.1, Oktober 2015.
Mulyasa, Manajemen
PAUD, Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA, 2014.
Soemiarti
Padmonodewo, Pendidikan Anak Prasekolah, Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2003.
[1] Soemiarti Padmonodewo, Pendidikan Anak Prasekolah, (Jakarta:
PT RINEKA CIPTA, 2003), h.139
[2] Ifat Fatimah Zahro, “Penilaian Dalam Pembelajaran Anak Usia
Dini”, (PGPAUD STKIP Siliwangi), Vol.1, No.1, Oktober 2015, h.101
[3] Alfi Farhatil Azizah, “Pembinaan Akhlak Berbasis Evaluasi
Anecdotal Record Di Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Putri Gandu Berbah Sleman
Yogyakarta” , Skripsi, (Yogyakarta:UIN Sunan Kalijaga), 2014, h.23-24
[4] Enah Suminah, “Pedoman Penilaian Pembelajaran Pendidikan Anak
Usia Dini”, (Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini), 2015, h.8
[5] Mulyasa, Manajemen PAUD, (Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA,
2014), h.200-201
[6] Dadan Suryana, Pendidikan Anak Usia Dini Simulasi dan Aspek
Perkembangan Anak, (Jakara: Kencana, 2016), h.341.
[9] Enah Suminah, “Pedoman Penilaian….”, Ibid., h.8
[10] http://aielis360.blogspot.com/2016/05/makalah-catatan-anekdot.html?m=1,
diunduh pada 30 Oktober 2018
Komentar
Posting Komentar