PEMBELAJARAN SAINS PADA AUD
A.
Konsep
Dasar Sains, Tujuan, Manfaat, Dan Prinsip.
1.
Konsep
Dasar Sains
Dari sudut bahasa, sains atau
science (bahasa inggris), berasal dari bahasa latin, yaitu arti scientia
artinya pengetahuan. Tetapi pernyataan tersebut terlalu luas dalam penggunaan
sehari-hari, itu perlu dimunculkan kajian etimologi lainnya. Secara konseptual
terdapat sejumlah pengertian dan batasan sains yang dikemukakan oleh para ahli
yaitu:
Amien mendefinisikan sains
sebagai bidang ilmu alamiah, dengan ruang lingkup zat dan energi, baik yang terdapat
pada makhluk hidup maupun tak hidup, lebih banyak mendiskusikan alam (natural
science) seperti fisika, kimia dan biologi.
Sedangkan James Conant dalam
Holton dan Roler mendefinisikan sains sebagai suatu deretan konsep serta skema
konseptual yang berhubungan satu sama lain, yang tumbuh sebagai hasil
serangkaian perubahan dan pengamatan serta dapat diamati dan diuji coba lebih
lanjut.
Senada degan Conant, Fisher
mengartikan sains sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh dengan
menggunakan metode-metode yang berdasarkan pada pengamatan dengan penuh
ketelitian.
Kaitannya dengan program-program
pembelajaran sains usia dini, sains dapat dikembangkan menjadi 3 subtansi
mendasar, yaitu pendidikan dan pembelajaran sains yang memfasilitasi penguasaan
proses sains, penguasaan produk sians, serta program yang menfasilitasi
pengembangan sikap-sikap sains. Pertama, sains
sebagai suatu proses adalah metode untuk memperoleh pengetahuan. Rangkaian
proses yang dilakukan dalam kegiatan sains tersebut, saat ini dikenal dengan
metode keilmuan atau metode ilmiah (scientific method). Kedua, sains sebagai suatu produk terdiri atas berbagai fakta,
konsep, prinsip, hukum dan teori. Sebagai produk, sains adalah sebagai batang
tubuh pengetahuan yang terorganisir dengan baik mengenai dunia fisik alami.
Sebagai proses, sains mencakup kegiatan menelusuri, mengamati dan melakukan
percobaan, sangatlah penting agar siswa taman kanak-kanak berpartisipasi
kedalam proses ilmiah, karena keterampilan yang mereka dapatkan dapat dibaca
keperkembangan lainnya dan akan bermanfaat selama hidupnya. Ketiga, sains sebagai suatu sikap, atau
dikenal dengan istilah sikap keilmuan, maksudnya adalah berbagai keyakinan,
opini dan nilai-nilai yang harus dipertahankan oleh seorang ilmuawan khususnya
ketika mencari atau mengembangkan pengetahuan baru. Diantara sikap tersebut
adalah rasa tanggung jawab yang tinggi, rasa ingin tahu, displin, tekun, jujur
dan terbuka terhadap pendapat orang lain.
Dari urian di atas akhirnya dapat
kita pahami bahwa sains ternyata bukan hanya berisi rumus-rumus atau
teori-teori, melainkan juga mengandung nilai-nilai manusiawi yang bersifat
universal dan layak dikembangkan sserta dimiliki oleh setiap individu didunia
ini, bahkan dengan begitu tingginya nilai sains bagi kehidupan, menyebabkan
pembekalan sians seharusnya dapat diberikan sejak usia anak masih dini.
2.
Tujuan
pembelajaran Sains
Tujuan pembelajaran sains pada anak usia dini antara
lain:
a.
Membantu
menumbuhkan minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta serta
kejadian dilingkungan sekitarnya.
b.
Membantu
agar memahami dan mampu menerapkan berbagai konsep sains untuk menjelaskan
gejala-gejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
c.
Membantu
agar dapat mengenal dan memupuk rasa cinta kepada alam sekitar sehingga
menyadari keagungan Tuhan yang maha esa.
Menurut Leeper bahwa tujuan
pembelajaran sains bagi anak usia dini adalah sebagai berikut:
a.
Agar
anak-anak memiliki kemampuan memcahkan masalah yang dihadapi melalui penggunaan
metode sains, sehingga anak-anak terbantu dan menjadi terampil dalam
menyelesaikan berbagai hal yang dihadapinya.
b.
Agar
anak memiliki sikap ilmiah, hal hal yang mendasar, misalnya tidak cepat-cepat
dalam mengambil keputusan, dapat melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang,
berhati-hati terhadap informasi yang diterimanya serta bersifat terbuka.
c.
Agar
anak-anak mendapatkan pengetahuan dan
informasi ilmiah yang lebih baik dan dapat dipercaya, artinya informasi yang
diperoleh anak berdasarkan pada standar keilmuan yang semestinya, karena
informasi yang disajikan merupakan hasil temuan dan rumusan yang objektif serta
sesuai dengan kaidah-kaidah keilmuan yang menaunginya.
d.
Agar
anak lebih berminat dan tertarik untuk menghayati sains yang berada dan
ditemukan dilingkungan dan alam skitarnya.
3.
Manfaat
Pembelajaran Sains Pada PAUD
Pembelajaran sains pada anak usia
dini sangat penting untuk memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada anak tentang
alam dan segala isinya yang memberikan makna terhadap kehidupan dimasa depan[1].
Pembelajaran sains membuat
peserta didik menjadi lebih aktif untuk berinteraksi dengan lingkungan
sekitarnya. Sains dapat melatih anak untuk menggunakan kemampuan panca
indera, melatih menghubungkan sebab akibat, mengajarkan anak untuk
menggunakan alat ukur, melatih anak untuk menemukan dan memahami peristiwa
serta memahami konsep-konsep benda.[2]
B. Pengetahuan
Sains
Pengetahuan sains adalah pengetahuan
mengenai alam dan lingkungan sekitar kita. Pengetahuan mengenai segala hal yang
berkaitan dengan anggota badan dan interaksinya dalam kehidupan sehari-hari.
Perlunya pengetahuan ini akan memudahkan kita memasuki dunia anak usia dini.[3]
Dalam mengenalkan sains
permulaan kepada anak guru hendaknya menciptakan pembelajaran yang mengacu
kearah pemecahan masalah aktual yang dihadapi anak dalam kehidupan sehari-hari.
Agar proses belajar mengajar dapat menciptakan suasana yang bisa menjadikan
anak sebagai subjek belajar yang berkembang secara dinamis kearah positif.
Pembelajaran sains bagi anak usia dini dapat dilakukan didalam ruangan maupun
diluar ruangan. Pengenalan pembelajaran sains permulaan pada anak usia dini
dapat dilakukan melalui metode pengamatan yang menggunakan pengamatan atau
kegiatan sebagai media seperti anak melakukan eksplorasi, penilaian,
interprestasi, sintesis dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil
belajar. Kegiatan pembelajaran sains permulaan diperkenalkan dalam bentuk yang
sangat menarik yakni dengan kegiatan bermain.[4]
Sains
berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam semesta secara sistematis dan
bukan hanya kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep,
prinsip-prinsip, tetapi juga merupakan proses penemuan, yang menekankan pada
pengalaman secara lamgsung. Sains merupakan proses mencari dan menemukan suatu
kebenaran melalui ilmu pengetahuan. Pembelajaran sains untuk anak bertujuan
agar dapat mengembangkan peserta didik secara utuh baik pikirannya, hatinya,
maupun jasmaninya, serta mengembangkan intelektual, emosional dan fisik
jasmani, serta kognitif, afektif dan psikomotor.
Peningkatan
kemampuan sains dapat dilakukan melalui metode demonstrasi dengan mengenal
konsep-konsep sains secara sederhana dalam kehidupan sehari-hari dan juga
sbagai persiapan diri untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi[5].
[1] Mursid, Pengembangan Pembelajaran PAUD, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2017). h.80-83
[2] Neni Susilowai,
“Pengenalan Sains Melalui Percobaan
sederhana Pada anak kelompok B Di KB RA IT Al-Husna Yogyakarta”, dalam Jurnal
Pendidikan Anak Usia Dini, (Yogyakarta: PG PAUD FIP UNY), Edisi 5, 2016,
h.553
[3] Burhan, “Menumbuhkan Sikap
Sains Calon Guru Anak Usia Dini Melalui Pembelajaran Berbasis Konseptual”,
dalam Jurnal Al-Ta’dib, Vol 7 No 2,
Juli-Desember 2014, h.65
[4] Admayati, dkk,
“Peningkatan Kemampuan Sains Pemulaan Melalui Metode Pengamatan Pada Anak Usia
4-5 Tahun”, (Pontianak: PGPAUD FKIP UNTAN), h.3-5
[5]Yuliasari, “Peningkatan
Kemampuan Sains Anak Usia Dini Melalui Metode Domonstrasi Ditaman Kanak-Kanak
Tribina Payakumbuh”, dalam Jurnal Pesona
Paud, (Padang: PG PAUD FIP UNIVERSITAS NEGERI PADANG), Vol 1 Nomer 1,
Sepetember 2012, hlm 3-4
Komentar
Posting Komentar